Sabtu, 07 Maret 2009


Sang Pemecah Batu

Oleh: Syam Alam

Pernahkah anda - setidaknya - mengenal profesi pemecah batu?!. Batu batu yang menempel kuat sebagai pondasi rumah, taman atau dinding saluran air milik anda, tadinya adalah bongkahan batu besar. Saking besarnya, batu batu ini dibiarkan teronggok dipinggir kali atau dipegunungan. Lalu bagaimana caranya dia bisa tercerai berai dan menghiasi dinding rumah anda?. Lewat tangan dan kerja keras sang pemecah batulah, batu batu besar itu bisa diluluh lantakkan menjadi ukuran yang dikehendaki.

Kini perhatikan bagaimana sang pemecah batu melakukan pekerjaannya. Batu tadi berulang ulang dia coba pecahkan dengan palu godamnya. Berulang ulang, mungkin sampai beratus kali. Seperti tidak ada tanda tanda batu besar itu akan pecah berkeping keping. Seakan sia sia saja usaha sang pemecah batu untuk menaklukkan batu besar itu. Begitu seterusnya, hingga pada akhirnya, "Prrraaakkkk!!!." Dengan sekali hentakan kuat palu godam yang diayunkannya berhasil memecahkan batu besar itu.

Dari pecahan itulah kemudian dia dengan mudah memecahkannya kembali hingga menghasilkan beragam ukuran sesuai pesanan. Lalu, apa yang bisa kita pelajari dari usaha sang pemecah batu ini?!. Jawabannya adalah, sebuah usaha keras tak mengenal kata menyerah.

Walau pada awalnya tidak ada tanda tanda batu besar tadi akan pecah berkeping keping, namun sang pemecah batu tidak mengendurkan upayanya. Dia terus mengayunkan palu godamnya. Terus dan terus, berulang kali tanpa henti.

Pertanyannya, apakah batu besar tadi pecah lantaran hantaman palu godam yang diayunkan terakhir kali?!. Ternyata tidak. Hantaman palu godam yang terakhir kali hanya "menyempurnakan" kerja hantaman hantaman yang beratus kali sebelumnya. Ini hasil sebuah kerja yang berkesinambungan. Pecahnya batu adalah lantaran akumulasi hantaman palu godam yang diayunkan sang pemecah batu.

Mari kita mengkaji diri. Betapa banyaknya kesia siaan yang kita buat hanya lantaran kita tidak sabar untuk bertahan menjalankan usaha. Kita mudah putus asa lantaran kesal dan jenuh menunggu hasil kerja yang kita dambakan belum juga tampak batang hidungnya. Kita menjadi patah dan tidak tawajjuh untuk terus "menghantamkan palu godam" pada usaha kita.

Kita sering menjadi kurang sabar untuk berusaha lebih keras lagi. Butuh keajaiban sebuah usaha bakal sukses hanya dengan "sekali ayun". Sedangkan kita tidak bisa dibayang bayangi terus oleh sebuah miracle. Harusnya kita percaya pada sebuah usaha yang terukur dan terkonsep dalam keteraturan. Terus dan terus. Lagi dan lagi. Sebab, bukan tidak mungkin hanya perlu "sekali ayun" lagi kesuksesan bakal kita raih. Sehingga sangat disayangkan ketika sampai pada tahapan seperti itu kita sudah menyerah.

Sungguh, betapa banyak dari kita yang pada akhirnya hanya menjadi penonton dari kesuksesan orang lain. Kita memang bukan pemecah batu yang hidupnya termarjinalkan. Tapi kita jangan malu untuk meniru kerja kerasnya yang tak mengenal kata menyerah.

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

SEBUTLAH INI HANYA KERISAUAN
DIRUANG TUNGGU
SALING BERBAGI MENYIKAPI HIDUP
YANG TERUS BERGERAK

DAN TAK PERNAH KOMPROMI

TERIMA KASIH ANDA SUDAH MENENGOK
SIAPA TAHU
KEGUNDAHAN SAYA
ADALAH JUGA
KEGUNDAHAN ANDA

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Semoga apa yang saya tulis ini bisa memberi arti. Saya tidak menciptakan. Saya hanya merangkainya saja. Merangkum yang tercampak ditrotoar. Menggamit yang hampir terlupakan. Tak lebih. Sebab saya hanya ingin berbagi mimpi. Boleh jadi itu mimpi kita bersama. Tentang negeri yang bisa menjadi tempat bernaung bagi rakyatnya. Tentang alam yang mau menjadi teman berkisah. Tentang kedamaian yang sudah lama tak berkirim sapa. Sebab perjalanan hidup ini telah banyak bercerita. Tentang anak manusia yang terusir dari tanahnya sendiri. Tentang anak manusia yang tak bisa menghidupi keluarganya. Tentang anak manusia yang dimiskinkan, dibuat tak berdaya bahkan untuk menolong dirinya sendiri tak kuasa. Sebab perjalanan hidup ini telah banyak mengajarkan, apalah artinya kita bila tidak mampu memberi arti bagi sesama.