Jumat, 24 Juli 2009

AIR KITA SEMUA


Air bagi anda mungkin tidak istimewa. Setiap pagi, bangun tidur anda kekamar mandi dan membersihkan diri sepuasnya. Anda menggunakan air yang melimpah sehingga tumpah dimana mana. Sementara sopir anda juga sibuk memandikan mobil kesayangan anda. Dia menggunakan slang, air lalu ngocor dengan derasnya dan tumpah kemana mana. Setelah itu, tukang kebun mulai menyirami tanaman dihalaman yang luas juga dengan slang. Air memercik kemana mana, tumpah kemana mana.

Pagi itu pembantu anda pun sudah bangun dan dia mulai mencuci alat alat dapur yang kotor lalu mencuci pakaian keluarga anda. Lalu semua anggota keluarga anda pun pagi itu juga menggunakan air untuk keperluannya. Semuanya. Mereka kadang menyiram kloset atau lantai kamar mandi dengan air yang berlebihan. Kadang ada juga yang lupa menutup kran air hingga air tumpah kemana mana.

Begitulah seterusnya dilakukan dari pagi, siang, sore, malam hingga kepagi lagi. Lagi dan lagi, sementara kita tidak pernah mau berpikir bahwa air yang kita gunakan suatu saat akan berhenti ngocor karena habis dieksploitasi secara masif. Saking dianggap biasa kita jadi tidak peduli bila air kemudian tumpah kemana mana. Orang sering berpikir picik,”La wong air airku sendiri kok , mau tak pake seenaknya ya itu urusanku!”. Hah?!. Airnya sendiri?!.

Dunia saat ini diancam oleh krisis air bersih. Bukan semata mata karena pertumbuhan penduduk dunia yang terus meningkat atau terganggunya keseimbangan ekosistem, namun juga karena penggunaan dan pemanfaatan air yang berlebihan dan tidak benar. Sudah saatnya kita memperlakukan air sebagai bahan bernilai yang dimanfaatkan secara bijak dan dijaga kelangsungannya.

Anehnya, dibalik sikap semena mena kita dalam mengekploitasi air, disisi lain kita justeru menyadari bahwa air merupakan sumber utama kehidupan. Kita menyadari tak dapat bertahan hidup tanpa air. Tapi ketika kita dihadapkan pada pemanfaatan air bagi kepentingan pribadi, kita pun berpikir parsial bahwa itu urusan kita sendiri dan kita cenderung menjadi tamak. Padahal, air dimuka bumi ini juga milik kita yang harus dijaga secara bersama sama pula. Karena yakinlah, kerusakan alam dibagian bumi yang lain akhirnya juga berdampak sampai kehalaman rumah kita.

Maka sudah saatnya kita mulai menghargai air dengan melakukan pemanfaatan sumber daya ini dengan baik dan benar. Banyak hal yang bisa lakukan untuk menghargai air. Tentu saja dimulai dari diri kita hingga keseluruh anggota keluarga. Hal ini dimulai dari tahap memberikan pemahaman, mengajarkan hingga dilaksanakan dalam perilaku semua anggota keluarga.

Biasanya kita sering meremehkan tahapan seperti ini. Padahal inilah langkah awal dalam mewariskan perilaku arif memanfaatkan air kesemua anggota keluarga. Pengajaran dan perilaku aktif kita pada akhirnya akan terus dilakukan semua anggota keluarga. Pada gilirannya kita harapkan perilaku seperti itu juga akan diwariskan kegenerasi berikutnya. Jadi jelas ini bukan masalah remeh temeh tapi justeru awal yang krusial yang sering dilupakan.

Lalu apa yang bisa kita lakukan sebagai langkah awal menanamkan perilaku bijak memanfaatkan air pada keluarga?. Jelas yang pertama adalah memberikan pemahaman yang ajeg bahwa air adalah sumber kehidupan. Kita bisa menyisipkan materi pembicaraan tentang air dalam setiap kesempatan berkumpul bersama keluarga. Dari pemahaman yang sama inilah akhirnya semua anggota keluarga akan memiliki perilaku bijak yang sama pula. Bayangkan, bila ini dilakukan oleh semua keluarga dinegeri ini bahkan dunia. Mimpikah ini?. Boleh jadi mimpi. Tapi akan lebih tepat kalau ini disebut sebagai harapan.

Lalu bagaimana perilaku kita sehari hari dalam memanfaatkan air agar hemat, bermanfaat dan tidak mubazir?. Contoh sederhana adalah mematikan kran air saat menggosok gigi, memanfaatkan air bekas mencuci beras, sayur dan buah untuk menyiram tanaman, menggunakan ember saat mencuci mobil dan bukan slang karena akan sangat boros sekali. Yang tak kalah pentingnya adalah tidak membiarkan kran yang bocor karena walau setetes demi setes bila dibiarkan dapat membuang air hingga 13 liter perhari. Masih banyak yang bisa kita lakukan agar penggunaan air benar benar tepat, hemat dan bermanfaat.

Karena air merupakan sumber kehidupan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, maka sudah waktunya kita bersikap arif dalam mengkonsumsi air. Memang benar air adalah sumber kehidupan sehingga tanpa air maka kehidupan akan mustahil.(Syam Alam)

Tidak ada komentar:

Powered By Blogger

SEBUTLAH INI HANYA KERISAUAN
DIRUANG TUNGGU
SALING BERBAGI MENYIKAPI HIDUP
YANG TERUS BERGERAK

DAN TAK PERNAH KOMPROMI

TERIMA KASIH ANDA SUDAH MENENGOK
SIAPA TAHU
KEGUNDAHAN SAYA
ADALAH JUGA
KEGUNDAHAN ANDA

Pengikut

Mengenai Saya

Foto saya
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Semoga apa yang saya tulis ini bisa memberi arti. Saya tidak menciptakan. Saya hanya merangkainya saja. Merangkum yang tercampak ditrotoar. Menggamit yang hampir terlupakan. Tak lebih. Sebab saya hanya ingin berbagi mimpi. Boleh jadi itu mimpi kita bersama. Tentang negeri yang bisa menjadi tempat bernaung bagi rakyatnya. Tentang alam yang mau menjadi teman berkisah. Tentang kedamaian yang sudah lama tak berkirim sapa. Sebab perjalanan hidup ini telah banyak bercerita. Tentang anak manusia yang terusir dari tanahnya sendiri. Tentang anak manusia yang tak bisa menghidupi keluarganya. Tentang anak manusia yang dimiskinkan, dibuat tak berdaya bahkan untuk menolong dirinya sendiri tak kuasa. Sebab perjalanan hidup ini telah banyak mengajarkan, apalah artinya kita bila tidak mampu memberi arti bagi sesama.